Kategori:Frasa mengandung kata lima: Perbedaan antara revisi
OrophinBot (bicara | kontrib) Impor artikel automatis |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{Panduan, PP no. 29/1990, siswa ditawari bantuan yang membantu mereka menemukan jati diri, memahami lingkungan dan merencanakan masa depan mereka (Ludin, 2010:3). Itu sebabnya Moh. Surya berpendapat bahwa proses pengajaran harus dilakukan secara sistematis agar siswa benar-benar memperoleh kemandirian dalam pemahaman, penerimaan, konseling dan realisasi diri untuk mencapai perkembangan optimal dan mengubah perilaku negatif anak (Sukardi dan Kusmawati, 2008: 2). ). Geldard dan Geldard, 2001: 3). Untuk mencapai tujuan ini diperlukan model tata kelola yang jelas mulai dari ide hingga implementasi di lapangan, termasuk madrasah. |
|||
{{kat:Frasa|lima}} |
|||
Adanya kepemimpinan di madrasah adalah mewujudkan peserta didik yang seimbang secara pribadi, sosial, agama, dan akhlak serta memajukan dan mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jika semua itu dilakukan pada akhirnya akan membantu siswa mencapai perkembangan pribadi yang optimal baik dari segi kepribadian, sikap dan perilaku sosial, keberhasilan akademik dan pencapaian tujuan karir (Yusuf dan Nurihsan, 2011: 14-16). Jika suatu sekolah hanya mempunyai kurikulum maka tujuan tersebut tidak dapat tercapai. Untuk mencapai hal tersebut, semua pihak harus bekerja sama dan saling mendukung, termasuk guru mata pelajaran dan tutor, sekolah dan orang tua, serta sekolah dan masyarakat. Kecuali pada jenjang ibtidaiyah ini, tidak ada guru khusus. Oleh karena itu, agar pelayanan nasehat dapat sesuai dengan prosedur dan tujuan, maka harus didasarkan pada prinsip-prinsip pelaksanaan kepemimpinan, yaitu: kejelasan tujuan pelayanan, permasalahan, program pelayanan, dan pelaksanaan pelayanan. mencerminkan (Prayitno dan Amti, 2009: 219-222)..{kat:Frasa|lima}} |
Revisi per 10 Februari 2024 16.10
{Panduan, PP no. 29/1990, siswa ditawari bantuan yang membantu mereka menemukan jati diri, memahami lingkungan dan merencanakan masa depan mereka (Ludin, 2010:3). Itu sebabnya Moh. Surya berpendapat bahwa proses pengajaran harus dilakukan secara sistematis agar siswa benar-benar memperoleh kemandirian dalam pemahaman, penerimaan, konseling dan realisasi diri untuk mencapai perkembangan optimal dan mengubah perilaku negatif anak (Sukardi dan Kusmawati, 2008: 2). ). Geldard dan Geldard, 2001: 3). Untuk mencapai tujuan ini diperlukan model tata kelola yang jelas mulai dari ide hingga implementasi di lapangan, termasuk madrasah. Adanya kepemimpinan di madrasah adalah mewujudkan peserta didik yang seimbang secara pribadi, sosial, agama, dan akhlak serta memajukan dan mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jika semua itu dilakukan pada akhirnya akan membantu siswa mencapai perkembangan pribadi yang optimal baik dari segi kepribadian, sikap dan perilaku sosial, keberhasilan akademik dan pencapaian tujuan karir (Yusuf dan Nurihsan, 2011: 14-16). Jika suatu sekolah hanya mempunyai kurikulum maka tujuan tersebut tidak dapat tercapai. Untuk mencapai hal tersebut, semua pihak harus bekerja sama dan saling mendukung, termasuk guru mata pelajaran dan tutor, sekolah dan orang tua, serta sekolah dan masyarakat. Kecuali pada jenjang ibtidaiyah ini, tidak ada guru khusus. Oleh karena itu, agar pelayanan nasehat dapat sesuai dengan prosedur dan tujuan, maka harus didasarkan pada prinsip-prinsip pelaksanaan kepemimpinan, yaitu: kejelasan tujuan pelayanan, permasalahan, program pelayanan, dan pelaksanaan pelayanan. mencerminkan (Prayitno dan Amti, 2009: 219-222)..{kat:Frasa|lima}}
Halaman-halaman dalam kategori "Frasa mengandung kata lima"
Kategori ini memiliki 9 halaman, dari 9.