Lompat ke isi

Lampiran:Bahasa Cirebon

Dari Wikikamus bahasa Indonesia, kamus bebas
< Lampiran:Daftar isi < Bahasa Cirebon

Lihat juga: Lampiran:Kamus Bahasa Sunda Cirebon

Bahasa Cirebon atau disebut oleh masyarakat setempat sebagai Basa Cerbon ialah bahasa yang hanya dituturkan di cirebon Jawa Barat. Bahasa Cirebon adalah bahasa-bahasa serapan dari bahasa jawa dialek dermayon dan bahasa sunda. Hal ini menjadikan bahasa cirebon sebagai bahasa baru dan bahasa cirebon hanya gunakan oleh penduduk daerah cirebon.


[1], Sukahaji dan Sindang[2] di Kabupaten Cirebon.

Pengaruh

Dahulu dialek ini digunakan dalam perdagangan di pesisir Jawa Barat mulai Cirebon yang merupakan salah satu pelabuhan utama, khususnya pada abad ke-15 sampai ke-17. Bahasa Cirebon dipengaruhi pula oleh budaya Sunda karena keberadaannya yang berbatasan langsung dengan kebudayaan Sunda, khususnya Sunda Kuningan dan Sunda Majalengka dan juga dipengaruhi oleh Budaya China, Arab dan Eropa hal ini dibuktikan dengan adanya kata "Taocang (Kuncir)" yang merupakan serapan China, kata "Bakda (Setelah)" yang merupakan serapan Bahasa Arab dan kemudian kata "Sonder (Tanpa)"[3] yang merupakan serapan bahasa eropa (Belanda). Bahasa Cirebon mempertahankan bentuk-bentuk kuno bahasa Jawa seperti kalimat-kalimat dan pengucapan, misalnya ingsun (saya) dan sira (kamu) yang sudah tak digunakan lagi oleh bahasa Jawa Baku.

Beberapa ahli percaya bahwa Sastra Cirebonan dalam bentuk tulisan telah ada sebelum permulaan zaman hindu dan telah mempengaruhi kebudayaan masyarakat Jawa. sebagai hasilnya dapat ditemui dua macam hasil karya sastra cirebonan, yang disebut "tembang gedhe dan tembang tengahan" setelah Cirebon dijadikan pusat dari penyebar agama islam oleh walisanga, yang diperkirakan sekitar abad ke 14 - 15masehi, "tembang cilik" yang kebanyakan orang menyebutnya sebagai "tembang macapat" muncul. setelah beberapa hasil karya sastra telah selesai ditulis, banyak cerita sejarah atau legenda menyebar ke masyarakat melalui komunikasi (tatap muka).[4]

Perdebatan Bahasa Cirebon (Dialek Bahasa Jawa atau Bahasa Mandiri)

Perdebatan tentang Bahasa Cirebon sebagai Sebuah Bahasa yang Mandiri terlepas dari Bahasa Sunda dan Jawa telah menjadi perdebatan yang cukup Panjang, serta melibatkan faktor Politik Pemerintahan, Budaya serta Ilmu Kebahasaan.

Bahasa Cirebon Sebagai Sebuah Dialek Bahasa Jawa

Penelitian menggunakan kuesioner sebagai indikator pembanding kosakata anggota tubuh dan budaya dasar (makan, minum, dan sebagainya) berlandaskan metode Guiter menunjukkan perbedaan kosa kata bahasa Cirebon dengan bahasa Jawa di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 75 persen, sementara perbedaannya dengan dialek di Jawa Timur mencapai 76 persen.[5] Untuk diakui sebagai sebuah bahasa tersendiri, suatu bahasa setidaknya membutuhkan sekitar 80% perbedaan dengan bahasa terdekatnya.[5]

Meski kajian Linguistik sampai saat ini menyatakan bahasa Cirebon ”hanyalah” dialek (Karena Penelitian Guiter mengatakan harus berbeda sebanyak 80% dari Bahasa terdekatnya), namun sampai saat ini Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003 masih tetap mengakui Cirebon sebagai bahasa dan bukan sebagai sebuah dialek. Dengan kata lain, belum ada revisi terhadap perda tersebut. Menurut Kepala Balai Bahasa Bandung Muh. Abdul Khak, hal itu sah-sah saja karena perda adalah kajian politik. Dalam dunia kebahasaan menurut dia, satu bahasa bisa diakui atas dasar tiga hal. Pertama, bahasa atas dasar pengakuan oleh penuturnya, kedua atas dasar politik, dan ketiga atas dasar Linguistik.

Bahasa atas dasar politik, contoh lainnya bisa dilihat dari sejarah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang sebenarnya berakar dari bahasa Melayu, seharusnya dinamakan bahasa Melayu dialek Indonesia. Namun, atas dasar kepentingan politik, akhirnya bahasa Melayu yang berkembang di negara Indonesia –oleh pemerintah Indonesia– dinamakan dan diklaim sebagai bahasa Indonesia. Selain alasan politik, pengakuan Cirebon sebagai bahasa juga bisa ditinjau dari batasan wilayah geografis dalam perda itu. Abdul Khak mengatakan, Cirebon disebut sebagai dialek jika dilihat secara nasional dengan melibatkan bahasa Jawa.

Artinya, ketika perda dibuat hanya dalam lingkup wilayah Jabar, Cirebon tidak memiliki pembanding kuat yaitu bahasa Jawa. Apalagi, dibandingkan dengan bahasa Melayu Betawi dan Sunda, Cirebon memang berbeda.[6]

Bahasa Cirebon sebagai Bahasa Mandiri

Revisi Perda, sebenarnya memungkinkan dengan berbagai argumen linguistik. Namun, kepentingan terbesar yang dipertimbangkan dari sisi politik bisa jadi adalah penutur bahasa Cirebon, yang tidak mau disebut orang Jawa maupun orang Sunda. Ketua Lembaga Basa lan Sastra Cirebon Nurdin M. Noer mengatakan, bahasa Cirebon adalah persilangan bahasa Jawa dan Sunda. Meskipun dalam percakapan orang Cirebon masih bisa memahami sebagian bahasa Jawa, dia mengatakan kosakata bahasa Cirebon terus berkembang tidak hanya ”mengandalkan” kosa kata dari bahasa Jawa maupun Sunda.

Pakar Linguistik Chaedar Al Wasilah pun menilai, dengan melihat kondisi penutur yang demikian kuat, revisi tidak harus dilakukan. justru yang perlu dilakukan adalah melindungi bahasa Cirebon dari kepunahan..[7]

Aksara Cirebon

Bahasa Cirebon dalam perjalanannya menggunakan aksara yang dikenal dengan nama Cacarakan Cirebon dan juga Aksara Arab Pegon. Aksara Cacarakan Cirebon merupakan jenis aksara yang bentuknya lebih dekat dengan aksara Bali ketimbang aksara Carakan Jawa.

Cacarakan Cirebon

Cacarakan Cirebon (Pada Masjid Nur Karomah (Sir Budi Rahsa), Desa Gamel, Kec. Plered, Kab. Cirebon. Photo : Guntur Samudro P)

Alihbahasa dari Cacarakan Cirebon ke Romawi

Mar(a) Adi Ngawas (Secara langsung Sultan Mengawasi) Angmung NgeWalen (Hanya membuat atap)

5261 Saka (1625 saka = 1703 Masehi = 1111 / 1113 Hijriah)

DINA AHAD JUMADIL AKIR TAHUN DAL AHIR 82 (?)

artinya

itu adalah aktifitas pembenaran eternit atau atap masjid yang diperbesar pada tahun 1703 Masehi / 1625 saka, bertepatan dengan 1111 atau 1113 Hijriah

(Diterjemahkan oleh Dodie Yulianto - Lembaga Basa lan Sastra Cirebon)-->

Kosakata

Sebagian besar kosa kata asli dari bahasa ini tidak memiliki kesamaan dengan bahasa Jawa standar (Surakarta/Yogyakarta) baik secara morfologi maupun fonetik. Memang bahasa Cirebon yang dipergunakan di Cirebon dengan di Indramayu itu meskipun termasuk bahasa Jawa, mempunyai perbedaan cukup besar dengan “bahasa Jawa baku”, yaitu bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah yang berpegang kepada bahasa Jawa Solo. Dengan demikian, sebelum 1970-an, buku-buku pelajaran dari Solo tak dapat digunakan karena terlalu sukar bagi para murid (dan mungkin juga gurunya). Oleh karena itu, pada 1970-an, buku pelajaran itu diganti dengan buku pelajaran bahasa Sunda yang dianggap akan lebih mudah dimengerti karena para pemakai bahasa Sunda “lebih dekat”. Akan tetapi, ternyata kebijaksanaan itu pun tidak tepat sehingga muncul gerakan untuk menggantinya dengan buku dalam bahasa yang digunakan di wilayahnya, yaitu Bahasa Jawa dialek Cirebon. [8] namun penerbitan buku penujang pelajaran bahasa daerah yang terjadi tahun selanjutnya tidak mencantumkan kata "Bahasa Jawa dialek Cirebon" lagi, akan tetapi hanya menggunakan kata "Bahasa Cirebon" hal ini seperti yang telah dilakukan pada penerbitan buku penunjang pelajaran bahasa cirebon pada tahun 2001 dan 2002. "Kamus Bahasa Cirebon" yang ditulis oleh almarhum bapak Sudjana sudah tidak mencantumkan Kata "Bahasa Jawa dialek Cirebon" namun hanya "Kamus Bahasa Cirebon" begitu juga penerbitan "Wyakarana - Tata Bahasa Cirebon" pada tahun 2002 yang tidak mununjukan lagi keberadaan Bahasa Cirebon sebagai bagian dari Bahasa Jawa, namun menunjukan eksistensi Bahasa Cirebon sebagai bahasa yang mandiri.


Perbandingan Bahasa Cirebon Bagongan (Bahasa Rakyat)

Berikut merupakan perbandingan antara bahasa Cirebon dengan bahasa lainnya yang dianggap serumpun, yaitu bahasa Jawa Serang (Jawa Banten), Bahasa Jawa dialek Tegal dan Pemalangan serta Bahasa Jawa Baku (dialek Surakarta - Yogyakarta) dalam level Bagongan atau Bahasa Rakyat.

Banten Utara Cirebonan[9] Dermayon Banyumasan Tegal, Brebes Pemalang Solo/Jogja Indonesia
Ateng Enang Adi/Danang Adi Dimas Adik Laki-laki
Nong Diayu/Denok Diayu Adik Perempuan
kita kita inyong/reang/isun inyong/nyong inyong/nyong nyong aku aku/saya
sire sira slira/kowe rika koen koe kowe kamu
pisan pisan nemen/temen banget nemen/temen nemen/temen/teo tenan sangat
keprimen kepriben/kepriwe kepriwe/priben/pribe kepriwe kepriben/priben/pribe keprimen/kepriben/primen/prime/priben/pribe piye/kepriye bagaimana
ore ora/beli ora/belih ora ora/belih ora ora tidak
manjing manjing manjing/mlebu mlebu manjing/mlebu manjing/mlebu mlebu masuk
arep pan arep arep pan pan/pen/ape/pak arep akan
sake sing sing/sekang sekang sing kadi/kading seko dari
kelambi kelambi Kelambi Kelambi Kelambi Kelambi Kelambi Pakaian
Kulon Kulon Kulon Kulon Kulon Kulon Kulon Barat
Tuku Tuku Tuku Tuku Tuku Tuku Tuku Beli
Durung Durung Durung Durung Durung Durung Durung Belum
Kependakbyno Kepetuk Kepetuk/nemon Kepetuk Kepetuk Bertemu
Bise Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa Bisa
Lan Lan Lan Lan Lan Lan Lan Dan
Teke Teka Teka Teka Teka Teka Teka Datang
Kare Karo Karo Karo Karo Karo Karo Dengan
Entek Kasepan Entek/Entok Entek Entek Entek Entek Habis (* kasepan = kehabisan barang karena terlambat datang)


Perbandingan Bahasa Cirebon Bebasan (Bahasa Halus)

Berikut ini adalah perbandingan antara bebasan (Bahasa Halus) Cirebon, bebasan Pemalangan, dengan bebasan Serang (Jawa Banten)

Banten Utara Cirebonan[10] Dermayon Pemalangan/Tegalan Indonesia
Kasih Jeneng Jeneng/nami/asmi Jeneng/nami/asmi Nama
Boten Boten Mboten Mboten Tidak
Teteh Rara/Yayu Mbayu Mbak/mbakyu Kakak perempuan (mbak)
Koh/iku/puniku Kuh/puniku Iku/niku/puniku Puniku/niku Itu
Kepetuk Kapanggih Kepanggih Kepanggih Ketemu
Iki Kih Niki Niki Ini
nggih Inggih Inggih/Enggeh/Enggih Inggih/nggih Ya
Ugi Ugi Ugi Ugi Juga
Kelipun Punapa Punapa Kenging nopo Kenapa
Hampura Hampura Ngapunten/Ngapura Ngampunten Maaf
Sege Sekul Sekul Sekul Nasi
Linggar Tindak/Kesah Tindak/kesah Pergi
Darbe Gada Gadah Punya
Seniki Seniki Saniki Sakniki Sekarang
Matur nuhun Matur nuwun/kesuwun Matur subanuwun Matur nuwun Terima kasih
Ayun ning pundi Bade pundi Bade teng pundi Bade teng pundi Mau kemana?
Pasar Peken Peken Peken Pasar
Salah Salah Sawon Salah Salah
Kule Kula Kula Kulo Saya
Uning Uning Ngertos Ngertos Tahu
Bangkit Saged Saged Saged Bisa
Napik Sampun Sampun Sampun Jangan
Nire Sampeyan Sampeyan/Panjenengan Sampeyan Anda
Cepe Capeh Capeh Capeh Kata
Gelem Bade Bade Bade Mau
Sare Kilem Tilem Tilem Tidur
Mantuk Wangsul Wangsul Wangsul Pulang
Saos Mawon Mawon Mawon Saja
Wau Wau Wau Wau Tadi
Kepetuk Kapanggih Kepanggih Kepanggih Ketemu
Maler Maksih Tesih Tesih Masih


Kamus Bahasa Indonesia - Cirebon

Berikut adalah Kamus yang berisi kosakata bahasa Cirebon Bagongan, Bahasa Cirebon Bebasan dengan Bahasa Dermayon Ngoko (Indramayu) dan Bahasa Dermayon Krama (Indramayu) (Masyarakat Indramayu menyebut Bahasa Bagongan dengan sebutan Bagongan atau Ngoko dan Bebasan dengan sebutan Krama atau Besiken[11]) serta terjemahannya dalam Bahasa Indonesia

U

Cirebon Bagongan Cirebon Bebasan Dermayon Bagongan / Ngoko[12] Dermayon Krama / Besiken[13] Bahasa Indonesia Penjelasan
Abad ? Abad Lestantum Abad
Abang Abrit Abang Abrit Merah
Abot ? Abot Awrat Berat
Adi Adik (Secara Umum Laki-Laki dan Perempuan)
Enang Ayi Danang / De'mas Rayi Adik (Laki-Laki)
? ? De'nok Diayu Adik (Perempuan
Adoh Tebih Adoh Tebih Jauh
Adol Sadean Adol Sadean Dagang
Adu Aben Adu Aben Adu
AdusSiramAdusSiramMandi
Adhem?AdhemAsrepSejuk
AgamaAgamiAgamaAgamiAgama
?AjaSampunJangan(Sampun teng Riku! = "Jangan Disitu!"
AkehKatahAkehKatahBanyak
KakangRakaKakang / Kang MasRakaKakak Laki-Laki
AkiKiPak de/ Bapa tuaBapa DeKakek
AkuAkênNgakuNgakênAku (Mengaku)ngaken (mengaku)
Alas / LuwungWanaAlasWanaHutan
Alih?AlihngalihPindah(Ingsun sampun ngalih teng Kuningan = Saya sudah pindah ke Kuningan)
KnangAmargiAmergaAmergiAkibat(amargi ingsun mboten uning kepripun pakemipun basa Bebasan Cirebon ingkang leres = akibatnya saya tidak tahu bagaimana peraturan bahasa Bebasan Cirebon yang benar)
Aig / AgeAglisCepet / Gage / GagianEnggalSegera
AmbaWiwirAmbaWiyarLuas
AmbirSupadonBen / AmbisanAmbisanBiar
Amit /Permisi?AmitNuwun Sewu /nyuwun SewuPermisi
AnaWentenAnaWontenAda
AngelSusahAngelSesahaSusah
AngonAngenAngonAngenGembalaNgangon Kebo (Menggembala Kerbau)
Angot?KumatKimatKambuh
AntaraneAntawiseAntaraneAntawiseAntaranya
ApaPunapaApaPunapaApa
ApikSaeApikSaeBaik
AranAsmiAran / JenengNami / Asmi / AsmaNama
ArepAjengArepAjeng / LajengAkan
Arep mendhiBade pundiArep ngêndhi / arep ngendhiBade pundi / Lajeng têng PundhiMau ke mana?
Asli?AsliSesupeAsli
Asu?AsuSegawonAnjing
AtiManahAtiManahHati
AturanPakemPakemAturan
AwanSiyangAwanRina / SiangSiang
AwakSelira / BadanAwakSelira / BadanBadan
AyamSawungAyamSawungAyam
BaeMawonBaeMawonSaja
BagenSanggineBagenKêrsanipunBiarkan
BagusSaeBagus/ApikSaeBagus
BakaMenawiYen/BakaMenawaKalau
BalikWangsulBalikWangsulPulang
BanyuToyaBanyuToyaAir
BapakRamaBapakRamaBapak
BaturRencangKancaRencangKawan
BanyuToyaBanyuToyaAir
BariKaliyanBari/BarengSesarengan/KaliyanBersama
Bawi?CelengAndhapanBabi
Bebek?BebekKambanganBebek
BelahPalihBelahPalihSepalih (sebelah)jambalang
Beli / OrabotenBelih/OraMbotenTidak
BênêrLêrêsBênêrLêrêsBenar
Bendrongan?Main Musik(Main Musik Dengan Alat Seadanya disebut "Bendrongan"
BêngênRumiyenBêngênRumiyin / SengenDahulu
BêngiDaluBêngiDaluMalam
BerasUwosBerasUwosBeras
Bobad?BobadBohong
Bocah / AnakLareAnakLareAnak
Bokat?BecikTakut / Barangkali"aja ning ngerep nok..!!, bokat ketendang!" (jangan di depan nak!! (perempuan), Takut tertendang!)

"isun arep ngulur batur-batur nang alun-alun, bokat bae ana mengkana" (saya hendak mencari anak-anak di alun-alun, barangkali saja ada di sana)

Bonggan?Awas!Digunakan ketika kesal pada sesuatu atau Menantang
BrêsiRêsikBersihRêsikBersih
BubarBibarBubarBibarBubar
Bulit?Licik?Curang
BuriWingkingBuri / GuriWingkingBelakangNang Buri, Teng Wingking (Di Belakang)
Buru-BuruKêsusuBuru-BuruBujêng-bujêngTergesa-gesa
BuwangBucalBuwangBucalBuang / Melemparkan
CangkêmLêsanCangkêm / TutukLêsanMulut
??CaosSebaMenghadap / Menemui
Carita?CritaCriosCerita
Cêg?CêkêlNgastaCêgcêgan (Pegangan)
CilikAlitCilikAlitKecil
CobaCobiCobaCobiCoba
Cungur / Irung ?IrungGranaHidung
CukurParasCukurParasCukur
DadiDadosDadiDadosJadi
DagangSadeanDagangSadeanDagang
DakeGadahDekeGadahPunya (Dapat)
DalanDêrmagiDalanMargaJalan
Dandan?DandanDandosBerhias
Dawuk?Dewasa
DêlêngNingaliDêlêngNingali / MirsaniMelihat
DhadhaJajaDhadhaJajaDada
DamarPandhêmDamarPandamLampu
DêmênTresnaDêmênTresnaCinta
Dêmplon?Seksi
Dêngkul / Tur?DêngkulJengkuLutut
DewekDewekPiyambêkSendiri
DiDiDiDipunDi (Imbuhan)Cirebon Bebasan : "Dibarokahi", Bahasa Dermayon Krama : "Dipun Barokahi"
DinaDintênDinaDintênHari(Sedinten-dinten = Sehari-hari)
Dolan?Dolan?Main
DomJarumDomJarumJarum
DoyanPurun / KersaDoyanPurun / KersaSuka / Mau
DuitYatraDuitYatraUang
DulungNdahariDulangNdahariSuap (Makan)
DurungDêrêngDurungDêrêngBelum
DuweGadahDuweGadahPunya
DuwurInggilDuwurInggilTinggi
êlingêmutêlingêmutIngat
êmbahêyangêmbahêyangKakek-Nenek
EmbuhWikanEmbuhKirangan / WikanTidak Tahu
??Embun-embunanPasundulanEmbun-embun
EmongBotenEmongMbotenTidak Mau
EnakEcaEnakEcaEnak
êndas?êndasSirahKepala
êndhêpêndhapêndhêp / CindekêndhapPendek
êndiPundiêndiPundiMana
êndogTiganêndogTiganTelur
êngko?êngkoAjengNanti
ênomênêmênomênêm / timurMuda
êntêkTêlasêntokTêlasHabis
Enteni?EnteniEntosiMenunggu
ErtiErtosngertiNgertosArti(Ngertos = Mengerti) (Basa Iku alat Komunikasi, Umpami panjenengan ngertos ya leres! = Bahasa itu alat komunikasi kalau anda mengerti ya bagus!)
EsukEnjingEsukEnjingPagi
EtungEtangEtungEtangHitung
GajahLimanGajahLimanGajah
GampangGampilGampangGampilMudah
GantiGantosGantiGantosGanti
GawaBaktaGawaBaktaBawambakta (Membawa), Gawaan / bektan (Barang Bawaan)
GaweDamelGaweDamelKerja
GedangPisangGedangPisangPisang
Gede?GedheAgengBesar
GêlêmPurunGêlêmPurunMau
GelangBinggelGelangBinggelGelang
GelungUkelGelungUkelGulung
Gemuyu?GemuyuGemujengTertawa
GenUgiUgaUgiJuga
GenapJangkepGenapJangkepLengkap
GeniBramaGeniBramaApi
Gering / Kuru /Pêyang?GeringKeraKurus
Getek?Keri?Geli
GetihRahGetihRahDarah
GigirPêngkêranGigirPêngkêranPunggung
GodhongRonGodhongRonDaun
Golek?GolekPadosWayang Kayu (Golek)
GugahWunguGugahWunguBangun
GulaGêndisGulaGêndisGula
GuluJanggaGuluJanggaLeher
GaweanDamelanGaweanDamelan/GunemanPekerjaan
GuyonGujêngGuyonGujêngBercandaGegujengan (Bercandaan)
IdêpIbingIdepIbingBulu Mata
IduKecohIduKecohLudah
Iga?IgaUnusanIga
IjoIjêmIjoIjêmHijau
IlangIcalIlangIcalHilang
IlatLidahIlatLidahLidah
Imbuh?ImbuhTandukTambahan
Inep?InepSipengBermalam
InguIngahInguIngahPelihara
IrêngCêmêngIrêngCêmêngHitam
IsorAndhapIsorAndhapBawah
IsinLingsemIsinLingsemMalu
IsunIngsun / KulaReang / KitaKulaSaya
IwakUlamIwakUlamIkan
IyaInggihIya / ênggehInggih / ÊnggehYa
JagaRaksaJagaReksaJagaNjaga, Ngraksa (Menjaga)
JagoSawungJagoSawungAyam Jago
JagongLinggihDodokLinggihDuduk
JalaJambêtJalaJambêtJala
Jalir?telembuk?Pelacur
JalukPundhutJupuk / JokotPendhetAmbil
JamuJampiJamuJampiJamu
Jaran?JaranTitihanKuda
JareCapeJareCriyosKata (Ucap)Cirebonan : "Cape sinten?" (Kata (ucap) siapa?)
Jenggot?JenggotGumbalaJenggot
Jêriji?DrijiRacikanJari
JeroLebetJeroLebetDalam
Jingkat?KagetKejotTerkejut
Joget?JogedBeksaGoyang
Kabar / WartaWartosKabar / WartaWartosBerita
KabehSedayaKabehSêdaya / SedantênSemua
KabênêranKalêrêsanKabêranKêlêrêsanKebetulan
KacaKacaPaningalanKaca
KaePunikaIku/Kaen/KuwenPunikaItu (Dekat dengan si Pembicara)
Kali / LêpênBenawiKali / LêpênBenawiSungai
Kalung?KalungSangsanganKalung
Kandha?KandhaSanjangBercerita
KanggoKanggeKanggoKanggeUntuk
KarangKawisKarangKawisKarang
KarenaKêrantênMergaAmarga/ KerantenKarena
KariKantunKariKantunSisa (Tinggal Terakhir) / Tertinggal / TerakhirKantun-kantun (akhirnya)
KaroKaliyanKaroKaliyanBersamaTeng bioskop kalian sinten inggih? (Di bioskop bersama siapa, ya?)
KaroSarengKaro / SarengMarang/DhumatengDengan(Garam sareng Gendhis dicampur mawon Kang! = "Garam dengan Gula dicampur aja Kang!")
KatonKêtingalKatonKêtingalDapat dilihat
Katok / CangcutLancingKatokLancingCelana dalam
KaweruhKaweruhSeserepanPengetahuan
Kaya / ala-alaKadosKayaKadosSeperti(Kados Mekoten = Sepeti Begitu / Seperti Itu)
KayuKajengKayuKajengKayu
Kebanjur?KebanjurKelajengTersiram
Kêbo?KêboMaesaKerbau
??KêdêrEwedBingung
Kelanjutan?KelanjutanKelanjênganKelanjutan
Kelapa?KelapaKerambilKelapa
??KeliruKlentuKeliru
KembangSekarKembangSekarBunga
Kêmit?KêmitPakuncenJaga (Tugas Jaga)Kêmit Desa (Orang yang menjaga Desa)
KêmulSingepKêmulSingepSelimut
Kên / Kahin / Jarit?JaritSinjangKain
KeneRikiKene / MrêneRikiSini
Kêponakan?KêponakanKêpênakanKeponakan
KêpribenKêpripunKêpriben KepriweKadhos Pundi / KêpripunBagaimana
KêramasJamasKramasJamasKeramas
Kêrasan / Bêtah?KrasanKraosBetah
KêringetRiweKêringetRiweKeringat
Kêris?KerisDuwungKeris
KêrtasDelancengKertasDalancangKertasCirebonan : "Daluwang" (Kertas yang terbuat dari Kulit Kayu)
KêtaraKetaraKetawisJelas
KêtemuKêpanggihKêtemuKêpanggihBertemu
??Ora KaruanKêtowonPercuma / tidak dilayani dengan baik
Kêyok?KalahKawonKalahKekalahan (Cirebon : Kasoran)
KienPuniki / Kihênya /kie / Kien / KihPuniki / NikiIni
KijingSekaranKijingSekaranGilang Makam
KiraKintenKiraKintenKira (Perkiraan)Kinten-Kinten (Kira-Kira)
Kirim?KirimKintunKirim
KlambiRasukanKêlambiRasukanPakaian
KongkonKengkenKongkonKengkenSuruh
KuburanPasareanKuburanPasareanKuburan
KuduKedahKudu / MestiKedahHarus
Kuku?KukuKenakaKuku
KulonKulenKulonKulen / KulwanBarat
KumatKumatKimatKumat
KumpulKêmpalKumpul
KunaKinaKunaKina / KawiKuno
KuningJenerKuningJenarKuning
KupingTalingaKupingTalinganTelinga
KurangKirangKurangKirangKurang
Kuwasa?KuwasaKuwaosKuasa
??KuwatirKuwaosKhawatir
Kuwayang?KebayangKewayangTerbayang
KuweKuh / PunikuKuwenKuh / PunikuItu(Jauh dari si pembicara)
Lahiran?Bayian / Lairan / Mbrojol?Melahirkan
LainDudu / SanesDuduSanesBukan
LakaBotên wêntênLangka / Laka / Ora anaMbotên wêntên / Mboten WontênTidak Ada
Laki ?LakiJalihSuami
LamaDanguLawas / SuweLami / DanguLama
LamunBilihLamon / YenBilihSeandainya
Lamun?LamonaUmpamiUmpama
LanangJali / JalerLanangJalerLaki-laki
LarangHawisLarangAwisMahal
LengaLengaLisaMinyak
Lenga Latung?Lenga LantungLisa LantungMinyak tanah
LêwihLangkungLuwihLangkungLebih
LimaGangsalLimaGangsalLima
Lunga ?Lunga / Melaku / MiyangKesahPergi
LupaLêpatKlalen / Ora KelinganKesupenLupa
Luru?LuruhNgilariCari
LuruNggulatiLuru / GoletiNggelatiCari
MabokMêndhêmêndhêmMêndhêmMabuk
Maca?MacaMaosBaca
Manfaat / FaedahGunaManfaat / Faedah /MegunaGinaManfaat
ManganDaharManganMaemMakan
Mangkat?Mangkat / MiyangTindak / TumindakBerangkat
Maning?Maning / MênêhMalihLagi
Manjing?Mlêbu / ManjingMlebetMasuk
Mata?MataSocaMata
MatiPejahModhar / MatiPejohMati
MayidLaywanJisimLayonJenazah
Melu?MeluMiletIkut
Mencleng?NganclêngNganclêngLompat
MênganaMrikaMêngana / Mana / MranaMêrikaKesana
Mênê?Mrêne / MênêMêrikiKesini
Mêngkonon?Mêngkonon / MêngkonoMèngkontên/MêkotênBegitu
MêtuMedalMêtu / MbudalMbêdhalKeluar
Mlaku ?MlakuMlampahBerjalan
Mlayu?MêlayuMêlajengLari
Mungkin?SokatSokatMungkin
Nang / NingTengNingTeng / IngDi (Tempat)
Nang Arep?Ning ArepIng LajengDi Depan
Nang IsorTeng AndapNing IsorTeng Andap / Ing AndapDi Bawah
Nang kanaTeng RikuNing KonoTeng Kono / Ing KonoDi situ
Nang MendhiTeng PundiNing êndiTeng Pundi / Ing PundiDimana
Nini?NiniBudeNenek
Ngaji?NgajiNgaosMengaji
NginumNgombeNginung / NgombehMinum
Nguyu?NguyuNyeniKencing
Olih?OlihAngsalMendapat
OmongGunêmCaturNgendika / GunêmBicara
Pada?PadaSamiSama
Pada bae?Pada baeSami mawonSama saja
Pancal?Tendang
Papat?PapatSêkawanEmpat
Parêk?Parêk / CêdhakCakêtDekat
PasarPêkênPasarPêkenPasar
PatePademPatenPadêmPadam
Pati?Nemen / PatiPatosTerlaluBeli Pati Doyan (Tidak Terlalu Suka)
Payung?PayungPajengPayung
PêrabotPêrantiAbahPirantosPerabotan
PêrcayaPêrcantênPêrcayaPêrcayanipunPercaya
LawangKontênLawangKontênPintuLawang arep (Pintu Depan), Lawang Gada (Pintu Gerbang)keramas
Pira?PiraPintênBerapa
Piring?AjangAmbengPiring
Polah?Akeh polahSêlêwaoleh / lakuakeh polah (banyak perlakuan, banyak tingkah)
PuntenHampuraSêpurane / NgapuraneNyuwun PangapuntênMaaf
Purun?Arep / PurunLajengMauPanjenengan purun?(kamu mau?)
PutihPethakPutihPethakPutih
Rabi / KurênIstriBojoSekurênIstriSekurên = Sejodoh
RadaRabiRada?AgakRada Manis (agak manis)
Rewel?Rewel?Cerewet
Ro / RuaKalihLoroKalihDua
RunguPirengNgêrunguMireng / MidhangetDengarNgrungu, Mireng (Mendengar)
Sabên?SabênUnggalSetiap
Salah?SalahSawonSalah
SambutSambêtNyelangSambatPinjam
Sapa?SapaSintenSiapa(Kaliyan Sinten? "Sama Siapa?")
Sawah?SawahSabinSawah
SedangSiwegNglakoniSiwegSedang (Melakukan)(Siweg Punapa? "Sedang Apa")
SegaSêkulSegaSêkulNasi
SejenLiyaSejênLiyaLain(Mangga diterasken Liya-liya ae = "Silahkan diteruskan lain-lainnya")
SekienSênikiSekiênSênikiSekarang
SekikiBenjingSukiki / Sêsuk / MbesukBenjingBesok
Senajan / AriMenawiSenajanMenawa /MenawiWalau
SenengBungahSeneng / BeragBingah / BungahSenang
SetitikSakedikSetitikSêkedikSedikit
SijiTunggalSijiSêtunggalSatu
SiraPanjenenganSlira / Sira / SampêyanPanjênênganAnda
SiraPanjênênganKowe / SliraSampeyan / PanjênênganKamu
SrogManggamanggaSumanggaSilahkan AmbilCirebonan : "Ya Asrog (Silahkan Ambil)"
Suwe?SuweLamiLama
YaManggaêndhang / ManggaSumanggaSilahkanCirebon : "Ya Asrog (Silahkan Ambil)"
TakenDanguTakonTaken / DanguTanyaAndangu (Bertanya)
Tamu?TamuSemaTamu
TandukSingatTandukSingatTanduk
TekaDugiTekaDugiTiba
Telu?TeluTibaTiga
??PanggonPanggenTempat
TerusTerasNutugnaNêrusênaTeruskan
??GenahTilariTinggal
TuaSepuhTuaSepuhTua
Tuku?TukuTumbasBeli
TurTuntenBacutLajengSelanjutnya
TuruKilem / Tilem / KulemTuruSare / TilemTidur
UmahGriyaUmahGriyaRumah
Untap?DêlagdagNguntapDurhaka
Upai?ngupai / UpaiSukaniBeriNgupai, Nyukani (Memberi)
Urip?UripGesangHidup
UwisSampunUwis / PêragatSampunSudah
WadonIstriWadonIstriPerempuan
WaktuSelaWaktu / Sela WektuWaktos / WentosWaktu
WanciWayahWanciWayahSaat
WaregTuwukWaregTuwukKenyang
WongTiyangUwong / MenungsaTiyangOrang
WulanSasiWulanSasiBulan
?Kajaba?KajabaKecuali
?LanLan / AmbiMarang / DhumatengDan
?JentikJentikJentikKelingking
?LebDitutupDileb"Dileb = Ditutup" (Penggunaan Pada "Pintu")
?MaksadMaksudeMaksadipunMaksud(Maksadipun = Maksudnya)
?WiraosNgomongWiraosBicara
BelajarSinau / GinauBelajarSinau / Genau / GinauBelajar
?KahIkuMerikuItu(dekat dari si pembicara)
?WarasBregasWarasSehat
?BethekAdangBethakMenanak Nasi
?SeratJungkatSeratSerabut / Serat
??KenguluKajangBantal


Dialek Bahasa Cirebon

Menurut Bapak Nurdin M. Noer Ketua Lembaga Basa lan Sastra Cirebon, Bahasa Cirebon memiliki setidaknya ada beberapa dialek, yakni Bahasa Cirebon dialek Dermayon atau yang dikenal sebagai Bahasa Indramayuan, Bahasa Cirebon dialek Jawareh (Jawa Sawareh) atau Bahasa Jawa Separuh, Bahasa Cirebon dialek Plered dan dialek Gegesik (Cirebon Barat wilayah Utara)

Bahasa Cirebon dialek Jawareh (Jawa Sawareh)

Dialek Jawareh atau disebut juga sebagai Jawa Sawareh (separuh) merupakan dialek dari Bahasa Cirebon yang berada disekitar perbatasan Kabupaten Cirebon dengan Brebes, atau sekitar Perbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kuningan. Dialek Jawareh ini merupakan gabungan dari separuh Bahasa Jawa dan separuh bahasa Sunda. [14]

Bahasa Cirebon dialek Dermayon

Dialek Dermayon merupakan dialek Bahasa Cirebon yang digunakan secara luas di wilayah Kabupaten Indramayu, menurut Metode Guiter, dialek Dermayon ini memiliki perbedaan sekitar 30% dengan Bahasa Cirebon sendiri. Ciri utama dari penutur dialek Dermayon adalah dengan menggunakan kata "Reang" sebagai sebutan untuk kata "Saya" dan bukannya menggunakan kata "Isun" seperti halnya yang digunakan oleh penutur Bahasa Cirebon.

Bahasa Cirebon dialek Plered (Cirebon Barat)

Dialek Plered merupakan dialek Bahasa Cirebon yang digunakan di wilayah sebelah barat Kabupaten Cirebon, dialek ini dikenal dengan cirinya yaitu penggunaan huruf "o" yang kental, misalkan pada Bahasa Cirebon standar menggunakan kata "Sira", dialek Kabupaten Cirebon bagian Barat ini menggunakan kata "Siro" untuk mengartikan "Kamu", kata "Apa" menjadi "Apo" dan Jendela menjadi "Jendelo". Penutur dialek yang menempati kawasan barat Kabupaten Cirebon ini lebih mengekspresikan dirinya dengan sebutan "Wong Cirebon", berbeda dengan Penduduk Kota Cirebon yang menggunakan Bahasa Cirebon standar (Sira) yang menyebut diri mereka sebagai "Tiang Grage", walaupun antara "Wong Cirebon" dan "Tiang Grage" memiliki arti yang sama, yaitu "Orang Cirebon" [15]

Parikan Cirebon dialek Plered (Pantun Cirebon)

Berbalas pantun atau Parikan dalam Bahasa Cirebon dialek Plered antara Widudung Hamdan, Sipo dan Wahyu Pawaka

Widudung Hamdan :
Uwoh srikayo di paih tawas...
Sambel trasi enak di pangan..
Kayo kayo atine kulo keloas.
Inget rabi langko ning iringan..


maso iyo, digawo-gawo menggawe

Sipo :
Angon wedus ning jagat dermayu
Pengen adus mung sayang langko banyu

Widudung Hamdan:
ano sego dimot ning kardus..
Tuku srabi oline combo..
Ang sipo bli usoh adus..
Daripado rabi bli ngengumbo..

Wahyu Pawaka :
Isuk-isuk tuku srabi...
Tukue bari ngajar layangan...
Usuk-isuk ngobrol rabi...
Gawe kesirian wong bujangan...

Widudung Hamdan:
Miyang meng grage tuku penganan..
Olih berkat iwak cemplunge ano sing ngicipi..
Mulane gen gage kawinan..
Engko mangkat menggawe ano sing ngambunge pipi...


adaaaaauuw...

Wahyu Pawaka :
Uler gendon ngereketi pelem...
Olih berkat olih apem...
Nonton wayang langka tarube...
Bocah wadon durung ana kang gelem...
Bokat ana kang gelem...
Hayuh miyang ning pak lebe...


hehee...

Widudung Hamdan:
Gawe adon-adon kanggo gawe apem..
Tukuh sarung plekat larang regane..
Duduh saking wadon bli gelem..
Saking durung niat bae lanange..


glegek ndipit...
akaka...

Bahasa Cirebon dialek Gegesik (Cirebon Barat wilayah Utara)

Dialek Gegesik merupakan dialek yang digunakan di wilayah Cirebon Barat wilayah Utara disekitar Kecamatan Gegesik, Bahasa Cirebon dialek Gegesik sering digunakan dalam bahasa pengantar Pewayangan oleh Dalang dari Cirebon dan kemungkinan dialek ini lebih halus ketimbang dialeknya "wong cirebon" sendiri. [16]


  • Dialek Pekaleran digunakan di wilayah Kabupaten Majalengka wilayah Utara, oleh karenanya disebut Pekaleran (Sebelah Utara), wilayah utama penggunanya ada di Kecamatan Kertajati, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya, sementara wilayah sekitarnya seperti Kecamatan Leuwimunding, Palasah, Jatiwangi, Dawuan, Kasokandel, Sukahaji dan Sindang merupakan wilayah percampuran antara Bahasa Sunda dialek Majalengka dengan Bahasa Cirebon dan Banyumasan yang dikenal dengan Bahasa Jawareh (Jawa Sewareh) atau Jawa Setengah.

Tata Bahasa Cirebon (Wyakarana Basa Cirebon)[17]

Kata Ganti (Purusa)

Kata Ganti Orang Pertama (Utama Purusa)

  • Sun (artinya Saya, jika ditambahkan awalan "re/ra" menjadi "resun" maka artinya "saya adalah orang yang terhormat")
  • Isun (artinya Saya, jika kata isun bertemu dengan kata kerja maka "isun" berubah menjadi "tak' atau "tek")
  • Ngwang (artinya Saya, jika ditambahkan kata "sang" menjadi "sangwang" maka maknanya menjadi lebih terhormat dari kata "ngwang")
  • Pwanghulun (artinya Saya adalah seorang Hamba)
  • Nghulun (artinya Saya adalah seorang Hamba, jika ditambahkan kata "Pinaka" menjadi "Pinaka nghulun" maka artinya "diperhamba" dan jika ditambahkan kata "sang" menjadi "sanghulun" maka maknanya menjadi terhormat daripada "nghulun")
  • Pinun (artinya Saya adalah milik Tuan)
  • Manehta (artinya Saya adalah hamba tuanku, khusus digunakan untuk perempuan)
  • Bujangga Mpu (artinya Saya adalah orang yang terpelajar dan alim, biasa digunakan oleh kaum agamawan)

Kata Ganti Orang Kedua (Madyatama Purusa)

  • Ko (artinya Anda)
  • Twa / Ta (artinya Anda)
  • Kamu (artinya Anda, bisa digunakan untuk menyatakan lebih dari satu orang)
  • Kita (artinya Anda atau Tuan. Kata ini lebih terhormat dibandingkan "Ko","Twa/Ta","Kamu")
  • Ngcarira (artinya Anda (secara umum), kata ini lebih terhormat dibandingkan "Ko","Twa/Ta","Kamu")
  • Sira (artinya Anda, namun penggunaan kata ini ditujukan pada Sultan untuk Bawahan atau Pejabat untuk Bawahan yang makna tingkatannya lebih rendah)
  • Kanyu (artinya Anda, kata ini setara dengan "Ko")
  • Rahadyan Sanghulun (artinya anda adalah tuanku, dipergunakan oleh Pekerja kepada Majikannya)

Kata Ganti Orang Ketiga (Pratama Purusa)

  • Ya (artinya Dia)
  • Sira (artinya Dia, jika ditambahkan kata "hana" menjadi "hana sira" yang artinya "ada seseorang")
  • Rasiki (artinya Dia)


Kata Ganti Milik (Empunya)

Kata Ganti Milik Orang Pertama

  • Ku atau Ngku (artinya milik -ku)
  • Mami (artinya milik -kami)
  • i ngwang (artinya milik -ngwang)
  • i nghulun (artinya milik -nghulun)
  • i sanghulun (artinya milik -sanghulun)
  • Pinaka hulun (artinya milik -pinaka hulun)
  • Bujangga Mpu (artinya milik -bujangga mpu)

Kata Ganti Milik Orang Kedua

  • Mu (artinya milik -kamu)
  • Nta / Ta (artinya milik -kita)
  • Nyu (artinya milik -kanyu)
  • Rahadian Sanghulun (artinya milik -rahadian sanghulun)

Kata Ganti Milik Orang Ketiga

  • Nya (artinya milik -ya)
  • Nira / ira (artinya milik -sira)
  • Rasika (artinya milik -rasiki)

Daftar Pustaka

  1. Tim Penyusun Disparbud Prov. Jawa Barat. 2011. "Peta Budaya Provinsi Jawa Barat". Bandung : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat
  2. Nurfaidah, Dedeh. 2008. "Basa Sunda Dialék Majalengka di Kacamatan Sukahaji". Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
  3. Sudjana, TD. 2005. "Kamus Bahasa Cirebon". Bandung : Humaniora Utama Press
  4. Wulandari, Sri(Penyanyi Cirebonan). 2011. "Prefix A – Change from Middle to Modern Cirebonese (A case study of Serat Catur Kandha as a midlle Cirebonese texts and Nguntal Negara as a modern Cirebonese text)". Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
  5. 1 2 Menimbang-nimbang Bahasa Cirebon(Edisi Tahun 2009)
  6. Amaliya. 2010. Alasan Politiklah Sebabnya. Bandung : Pikiran Rakyat
  7. Amaliya. 2010. Alasan Politiklah Sebabnya. Bandung : Pikiran Rakyat
  8. Rosidi, Ajip. 2010. "Bahasa Cirebon dan Bahasa Indramayu". : Pikiran Rakyat
  9. Salana. 2002. "Wyakarana : Tata Bahasa Cirebon". Bandung : Humaniora Utama Press
  10. Sudjana, TD. 2005. "Kamus Bahasa Cirebon". Bandung : Humaniora Utama Press
  11. Sudibyo YS, Nurochman. 2011. "Bahasa Jawa Pantura Tak Terpeta, Lagu-lagunya Merambah Nusantara" : Surabaya. Kongres Bahasa Jawa
  12. Tayudi. 2010. "Kamus Bahasa Indramayu" : tayudic.blogspot.com
  13. Tayudi. 2010. "Kamus Bahasa Indramayu" : tayudic.blogspot.com
  14. Nieza. "Jalan-Jalan Ke Cirebon Sega Jamblang Sampai Batik Trusmian" : PT Gramedia Pustaka Utama
  15. Nieza. "Jalan-Jalan Ke Cirebon Sega Jamblang Sampai Batik Trusmian" : PT Gramedia Pustaka Utama
  16. Noer, Nurdin M. "Wayang Kulit Di Mata Matthew Isaac Cohen" : Pikiran Rakyat
  17. Salana. 2002. Wyakarana Tata Bahasa Cirebon. Bandung: Humaniora Utama Press