mestakung

Dari Wikikamus bahasa Indonesia, kamus bebas

bahasa Indonesia[sunting]

Adjektiva

mestakung

Etimologi
  • Istilah yang dicetuskan oleh fisikawan w:Yohanes Surya[1]. Menurut buku Mestakung: Rahasia Sukses Juara Dunia Olimpiade Fisika (w:Yohanes Surya, 2006), istilah ini diambil dari konsep sederhana fisika, bahwa ketika sesuatu berada dalam kondisi kritis maka setiap partikel disekelilingnya akan bekerja serentak mencapai titik ideal. [2]
Kata turunan
Sinonim
Catatan
  • Bandingkan dengan kutipan terkenal dari O Alquimista (Paulo Coelho, 1988), "Dan, ketika Anda menginginkan sesuatu, seluruh alam semesta berkonspirasi untuk membantu Anda mencapainya." [4]
Kutipan
  • Pada kondisi kritis, ketika kita terus melangkah dan melangkah dengan tekun, maka kita akan melihat mestakung, semesta mendukung kita untuk keluar dari kondisi kritis. (bandiyahsriaprillia-fst09.web.unair.ac.id, collected on 04/02/2014)
  • Dan kesuksesan Tim Indonesia itu adalah wujud impian, tekad dan juga keadaan kritis dalam proses mestakung itu. (etalasebuku.blogspot.com, collected on 08/05/2012)
  • Tidak hanya itu, kata Surya, permasalahan bangsa pun secara berangsur dapat terselesaikan jika para pemimpin bangsa yakin dengan mestakung itu. (www.fastworld.co.id, collected on 03/02/2014)
  • Jadi ciptakan terus atau tempatkan diri kita pada kondisi-kondisi kritis, percayalah akan terjadi mestakung yang membantu kita meraih sukses tersebut. (sirine.uns.ac.id, collected on 30/01/2014)
  • Yang perlu diingat, kata fisikawan ini, mestakung tidak hanya terjadi dalam diri kita saja, tetapi juga dari lingkungan sekitar kita. (www.fastworld.co.id, collected on 03/02/2014)
  • Dan, sebenarnya konsep puasa dibarengi berniat kalimat tauhid adalah konsep mestakung sejati yang telah diajarkan Rasul belasan abad yang lalu. (padhangjingglang.blogspot.com, collected on 08/05/2012)
  • Tapi lagi-lagi, tekat Yohanes bisa mendatangkan mestakung meski waktu itu Dep P dan K, tak jadi mengucurkan dana. (etalasebuku.blogspot.com, collected on 08/05/2012)
  • Kuncinya, semakin yakin tujuan itu akan tercapai, semakin terjadi pula mestakung itu. (www.fastworld.co.id, collected on 03/02/2014)
Lihat pula
Cari terjemahan di Wikidata mengenai: mestakung
Pranala luar
+ Tambahkan komentar AndaDiskusikan lema ini

Mestakung (alam Semesta Mendukung) yang dicetuskan oleh Prof. Yohanes Surya, ternyata membuat korban pencetusnya sendiri (Prof. Yohanes Surya) sengsara dan membuat orang lain juga sengsara. Dimana pada konsep mestakung tersebut, kegiatan anda akan didukung oleh alam semesta apabila kegiatan tersebut memiliki tujuan yang baik dan berada pada kondisi kritis. Kondisi kritis ini yang membuat Prof. Yohanes Surya berada pada situasi yang benar-benar kritis. Kondisi kritis ini dapat dilihat dari fakta: 1. Ketidak mampuan Prof. Yohanes Surya menyelesaikan masalah bisnisnya yaitu Universitas Surya, dimana menurut laporan khusus majalah Tempo (https://nasional.tempo.co/read/893998/kisah-rektor-universitas-surya-ditinggal-dosen-dan-mahasiswanya), Prof. Yohanes Surya tidak mampu membayar gaji para dosen yang bekerja di Universitas Surya, yang merupakan diaspora Indonesia yang berjumlah 200 orang. 2. Selain pembayaran gaji, yaitu Para mahasiswa dilibatkan dalam Loan/pinjaman ke Bank Mandiri, sehingga para orang tua terkena tindakan BI Checking. (https://news.detik.com/berita/d-3576289/surya-university-diterpa-krisis-keuangan-ortu-mahasiswa-kena-imbas). 3. Prof. Yohanes Surya tidak memiliki tanggung jawab terhadap kelangsungan pendidikan mahasiswa yang dibinanya di Universitas Surya, sehingga banyak yang pindah ke universitas lain atau berhenti kuliah (https://www.datatempo.co/MajalahTeks/detail/ARM20180612180411/prahara-di-kampus-surya) . 4. Prof. Yohanes Surya terjerat dalam tindakan penipuan tanah. Para pembeli sudah membayar lunas tanah tersebut, akan tetapi sertifikat tanahnya tidak bisa diperoleh (https://makassar.tribunnews.com/2017/07/29/bapak-fisika-indonesia-yohanes-surya-bernasib-memilukan-dirinya-tersangkut-kasus-dugaan-penipuan). Mestakung ini memiliki dasar yang lemah dalam self assessment, kemampuan diri kita dalam mengukur kemampuan diri kita, sehingga tidak tahu batasan kritis. Kemudian tidak memiliki perencanaan yang baik, dalam contoh Prof. Yohanes Surya sebenarnya dia tidak memiliki modal yang mencukupi, tapi dia terus berusaha mencari titik kritis, dengan cara meminjam, memperdaya orang lain dll. Padahal sebelum kita bertindak harus merencanakan dan mengukur kemampuan kita untuk membayar dan mempertanggung jawabkan perbuatan kita.