koreksi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikikamus bahasa Indonesia, kamus bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hasif1981 (bicara | kontrib)
→‎bahasa Indonesia: Clean up for koreksi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan perubahan_terbaru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
Seorang gadis cantik,rajin,baik hati dan kaya raya tetapi itu hanyalah sebuah kebohongan belaka. dia selalu berbohong setiap harinya.
{{Cari di Wikipedia}}
Gadis itu bernama gendis.
{{Galeri}}
Pagi itu adalah saat dimana semua teman temanya berkumpul di sebuah meja dan mempamerkan sebuah tas baru,lalu gendis datang dan menyapa mereka
"Halo teman teman selamat pagi, kalian lagi bahas apa?”
"Eh gendis ini lagi ngomongin tas baru,mahal loh... kamu beli sana, kamu kan anak orang kaya”ucap dara
"Hah? Oh iya... nanti aku beli deh” ucap gendis sambil kebingungan
"Aku kekantin dulu yah,lapar. belum makan soalnya," alibinya lalu, Gendis pun pergi kekantin sendiri dengan wajah gelisah. teman temanya menatap aneh gendis. Mereka merasa seperti ada yang di sembunyikan oleh gadis itu.
"Kalian merasa gak sih? kok gendis lama lama makin aneh” ujar dara salah satu teman gendis.
"Iya,tapi dia emng aneh dari dulu gak sih” ujar teman teman lainnya
"kok aku curiga yah gendis berbohong kalau dia anak orang kaya, gimana kalau kita ikutin dia?” usul dara yang langsung di setujui teman temannya yang lain.
"Setuju."

Hari pun mulai siang hingga akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi

kringggg kringggg

Gendis pulang kerumahnya dengan menaiki taksi agar teman temanya tidak curiga.

"Aduh kalo setiap hari aku naik taksi berarti aku gak jajan dong, aku gak suka bohong kaya gini” gumam gendis, bimbang.

Tanpa di sadari gendis, Ada sebuah mobil yang mengikuti taksi yang di tumpangi olehnya. itu adalah teman teman gendis, mereka mengikuti dengan jarak yang lumayan jauh agar tidak ketahuan.
Gendis turun dari taksi ketika telah sampai di rumahnya. Gadis itu berjalan ke sebuah rumah yang tidak terlalu besar, membuat semua teman temannya terkejut.
"Wah Ternyata benar dugaan kita bahwa gendis berbohong, ayo kita mendekatinya dan meminta penjelasan dari dia" kata teman temannya sambil berjalan kearah gendis.
"Teman teman kok kalian ada disini?" tanya gendis dengan raut wajah gelisah dan terkejut.
"Gendis kenapa selama ini kamu berbohong kepada kita?" tanya mereka.
"Maafkan aku teman teman, aku berbohong karena aku takut kalian akan menjauhiku” jelas gendis.
"Seharusnya kamu jujur saja gendis mau kamu kaya atau tidak, kita akan tetap menjadi teman mu. Jika seperti ini, kami jadi merasa kecewa karena kau membohongi kami."ucap dara yang langsung di setujui dengan yang lain.
"Maafkan aku teman teman aku tidak akan berbohong lagi"sesal gendis dengan meneteskan air matanya
"Sudah jangan menangis gendis, kami sudah memaafkan mu. Tapi ingat, jangan pernah berbohong kembali."ucap dara dan langsung memeluk gendis di susul dengan yang lain.
Dan akhirnya mereka kembali berteman dan bermain bersama. gendis juga tidak lagi berbohong kepada teman temannya dan teman-temannya pun saling terbuka.

Pagi hari pun tiba. Gendis kembali bersekolah seperti biasanya. Namun, ada yang berbeda. Gendis yang biasanya berangkat selalu memakai taksi, kini gadis itu memilih memakai angkot agar lebih menghemat uang sakunya.

Gendis turun dari angkot yang ia tumpangi, di depan sekolahnya. Setelah membayar, gadis itu berjalan memasuki sekolahnya dengan senyum yang tak pernah luntur.
"Bukankah itu Gendis si pembohong?" Tanya salah satu gadis di koridor.
"Iya, dia yang mengakui kalau dia kaya. padahal miskin." Sahut temannya menatap sinis gendis.
"Kalau aku jadi dia, aku tidak akan sekolah, karena malu."
"Iya, aku pun sama. Dasar tidak tahu malu."

Gendis menundukkan kepalanya dengan tangan mengepal. Senyum yang tadinya mengembang kini telah luntur. Gadis itu berusaha menahan airmatanya agar tidak jatuh.

Sebuah tepukan pada pundaknya, membuat ia kembali mengangkat kepala guna melibat sang pelaku.

"Gausah di dengerin, oke? "

=={{indonesia}}==
=={{indonesia}}==
{{-n-|id}}
{{-n-|id}}

Revisi per 2 Maret 2024 07.25

Seorang gadis cantik,rajin,baik hati dan kaya raya tetapi itu hanyalah sebuah kebohongan belaka. dia selalu berbohong setiap harinya. Gadis itu bernama gendis.

  Pagi itu adalah saat dimana semua teman temanya berkumpul di sebuah meja dan mempamerkan sebuah tas baru,lalu gendis datang dan menyapa mereka

"Halo teman teman selamat pagi, kalian lagi bahas apa?” "Eh gendis ini lagi ngomongin tas baru,mahal loh... kamu beli sana, kamu kan anak orang kaya”ucap dara "Hah? Oh iya... nanti aku beli deh” ucap gendis sambil kebingungan "Aku kekantin dulu yah,lapar. belum makan soalnya," alibinya lalu, Gendis pun pergi kekantin sendiri dengan wajah gelisah. teman temanya menatap aneh gendis. Mereka merasa seperti ada yang di sembunyikan oleh gadis itu. "Kalian merasa gak sih? kok gendis lama lama makin aneh” ujar dara salah satu teman gendis. "Iya,tapi dia emng aneh dari dulu gak sih” ujar teman teman lainnya "kok aku curiga yah gendis berbohong kalau dia anak orang kaya, gimana kalau kita ikutin dia?” usul dara yang langsung di setujui teman temannya yang lain. "Setuju."

  Hari pun mulai siang hingga akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi
kringggg kringggg

Gendis pulang kerumahnya dengan menaiki taksi agar teman temanya tidak curiga.

"Aduh kalo setiap hari aku naik taksi berarti aku gak jajan dong, aku gak suka bohong kaya gini” gumam gendis, bimbang.

Tanpa di sadari gendis,  Ada sebuah mobil yang mengikuti taksi yang di tumpangi olehnya. itu adalah teman teman gendis, mereka mengikuti dengan jarak yang lumayan jauh agar tidak ketahuan.
    Gendis turun dari taksi ketika telah sampai di rumahnya. Gadis itu berjalan ke sebuah rumah yang tidak terlalu besar, membuat semua teman temannya terkejut.

"Wah Ternyata benar dugaan kita bahwa gendis berbohong, ayo kita mendekatinya dan meminta penjelasan dari dia" kata teman temannya sambil berjalan kearah gendis. "Teman teman kok kalian ada disini?" tanya gendis dengan raut wajah gelisah dan terkejut. "Gendis kenapa selama ini kamu berbohong kepada kita?" tanya mereka. "Maafkan aku teman teman, aku berbohong karena aku takut kalian akan menjauhiku” jelas gendis. "Seharusnya kamu jujur saja gendis mau kamu kaya atau tidak, kita akan tetap menjadi teman mu. Jika seperti ini, kami jadi merasa kecewa karena kau membohongi kami."ucap dara yang langsung di setujui dengan yang lain. "Maafkan aku teman teman aku tidak akan berbohong lagi"sesal gendis dengan meneteskan air matanya "Sudah jangan menangis gendis, kami sudah memaafkan mu. Tapi ingat, jangan pernah berbohong kembali."ucap dara dan langsung memeluk gendis di susul dengan yang lain. Dan akhirnya mereka kembali berteman dan bermain bersama. gendis juga tidak lagi berbohong kepada teman temannya dan teman-temannya pun saling terbuka.

Pagi hari pun tiba. Gendis kembali bersekolah seperti biasanya. Namun, ada yang berbeda. Gendis yang biasanya berangkat selalu memakai taksi, kini gadis itu memilih memakai angkot agar lebih menghemat uang sakunya.

Gendis turun dari angkot yang ia tumpangi, di depan sekolahnya. Setelah membayar, gadis itu berjalan memasuki sekolahnya dengan senyum yang tak pernah luntur. "Bukankah itu Gendis si pembohong?" Tanya salah satu gadis di koridor. "Iya, dia yang mengakui kalau dia kaya. padahal miskin." Sahut temannya menatap sinis gendis. "Kalau aku jadi dia, aku tidak akan sekolah, karena malu." "Iya, aku pun sama. Dasar tidak tahu malu."

Gendis menundukkan kepalanya dengan tangan mengepal. Senyum yang tadinya mengembang kini telah luntur. Gadis itu berusaha menahan airmatanya agar tidak jatuh.

Sebuah tepukan pada pundaknya, membuat ia kembali mengangkat kepala guna melibat sang pelaku.

"Gausah di dengerin, oke? "

bahasa Indonesia

Nomina

koreksi (posesif ku, mu, nya; partikel: kah, lah) ·

  1. pembetulan; perbaikan; pemeriksaan:
    Koreksi terhadap diri sendiri akan menumbuhkan sikap rendah hati dan tidak cepat menyalahkan orang lain
  2. (Graf) · pembacaan dan pembetulan cetak coba dengan tanda-tanda tertentu untuk menjamin kecocokan cetak coba dengan naskahnya

Etimologi
Kata turunan
Sinonim
Frasa dan kata majemuk
Terjemahan[?]
Lihat pula
Cari terjemahan di Wikidata mengenai: koreksi
Pranala luar
+ Tambahkan komentar AndaDiskusikan lema ini

sebagian atau seluruh definisi yang termuat pada halaman ini diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia